Laman

Semangat

Tiada hari tanpa jiwa semangat, Cayooooo!!!

Sabtu, 02 Januari 2010

Makalah Sistem Transportasi, Kemacetan di Solo

BAB 1

PENDAHULUAN

Kota Surakarta adalah sebuah kota yang terdapat di Jawa Tengah yang dikenal dengan nama Solo atau Sala. Kota Surakarta ini menempati peringkat kesepuluh wilayah terbesar di Indonesia setelah Yogyakarta. Di sebelah utara Kota Surakarta berbatasan dengan Kabupaten Boyolali, di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar, di sebelah barat berbatasan dengan Kota Kartasura, dan di sebelah selatan berbatasan dengan Solo Baru Kabupaten Sukoharjo.

Dilihat dari letak wilayahnya, Kota Surakarta ini berpotensi sebagai daerah transit yang strategis. Karena Kota Solo merupakan pertemuan dari tiga jalur utama kota besar dari jalur transportasi Jawa, yaitu jalur ke Yogyakarta, Semarang dan Surabaya. Kota Surakarta juga dikenal dengan kota budaya karena di kota ini banyak tempat – tempat bersejarah seperti keraton, sehingga banyak wisatawan yang singgah di kota ini. Di kota budaya ini juga berdiri universitas – universitas yang lumayan favorit seperti Universitas Sebelas Maret, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Unisri, HIS, Universitas Surakarta, dan masih banyak sekolah tinggi lainnya, sehingga banyak mahasiswa pendatang yang tinggal di Kota Surakarta. Faktor – faktor itulah yang membuat Kota Surakarta semakin ramai dan hidup. Kondisi inilah yang membuat pemerintah Kota Surakarta berinisiatif untuk mengembangkan Kota Surakarta menjadi Kota Metropolis. yang berbudaya dengan slogan Spirit Of Java.

Seperti kota metropolis yang lain, kini Kota Surakarta telah berdiri bangunan pencakar langit seperti apartment, hotel, bank – bank yang bangunannya modern, dan mall – mall yang cukup besar seperti Solo Grand Mall (SGM), Solo Square (SS), Carefour, dan lain – lain. Selain dibangun gedung – gedung super mewah, di Kota Surakarta juga masih banyak bangunan – bangunan kuno yang diperuntukan untuk fasilitas umum. Seperti bangunan kantor pos, Bank Indonesia, stasiun – stasiun yang ada di Kota Surakarta serta tempat yang lainnya. Hal ini dilakukan agar Kota Surakarta tetap menjadi kota budaya.

Selain itu, penduduk ataupun wisatawan yang singgah di kota ini, disuguhi dengan tempat – tempat yang menarik di sisi Kota Surakarta seperti Galabo, tempat makan makanan yang khas dari Solo, night market tempat membeli berbagai cinderamata khas solo, Taman Balaikambang, taman kota yang digunakan untuk wisata, PGS, Benteng, Pasar Klewer, Pasar Legi, dan lain – lain.

Di sisi – sisi Kota Surakarta inilah yang biasanya terjadi penumpukan kendaraan yang tak ayal menimbulkan kemacetan.Serta mengingat Kota Surakarta yang sering dilalui oleh banyak kendaraan baik kendaraan umum maupun pribadi sehingga jalanan utama di Kota Surakarta menjadi sangat ramai. Apalagi jika pada jam berangkat dan pulang kerja, sekolah, serta kuliah, jalan – jalan di Kota Surakarta menjadi padat. Oleh sebab itu, kami tertarik untuk membahas kemacetan di Kota Surakarta ini.

BAB 2

ISI

2.1 Kemacetan Lalu Lintas

Kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan. Kemacetan banyak terjadi di kota-kota besar, terutamanya yang tidak mempunyai transportasi publik yang baik atau memadai ataupun juga tidak seimbangnya kebutuhan jalan dengan kepadatan penduduk, misalnya Jakarta dan Bangkok.

Lalu lintas didalam Undang-undang No 22 tahun 2009 didefinisikan sebagai gerak Kendaraan dan orang di Ruang Lalu Lintas Jalan, sedang yang dimaksud dengan Ruang Lalu Lintas Jalan adalah prasarana yang diperuntukkan bagi gerak pindah Kendaraan, orang, dan/atau barang yang berupa Jalan dan fasilitas pendukung.

Jadi definisi kemacetan lalu lintas adalah situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya gerak kendaraan dan orang di Ruang Lalu Lintas jalan yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan sehingga melebihi kapasitas jalan.

Faktor – faktor yang menyebabkan kemacetan antara lain:

1. Arus yang melewati jalan telah melampaui kapasitas jalan,

2. Terjadi kecelakaan lalu-lintas sehingga terjadi gangguan kelancaran karena masyarakat yang menonton kejadian kecelakaan atau karena kendaran yang terlibat kecelakaan belum disingkirkan dari jalur lalu lintas,

3. Terjadi banjir sehingga kendaraan memperlambat kendaraan

4. Ada perbaikan jalan,

5. Bagian jalan longsor,

6. Kemacetan lalu lintas yang disebabkan kepanikan seperti kalau terjadi isyarat sirene tsunami,

7. Adanya pasar tumpah,

8. Parkir liar di sisi jalan yang menyebabkan jalan menjadi sempit.

2.2 Faktor Penyebab Kemacetan di Kota Surakarta

Faktor – faktor di atas merupakan penyebab umum kemacetan yang sering terjadi pada sebagian kota di wilayah Indonesia, tak terkecuali Kota Surakarta. Menurut analisis yang didapat faktor utama penyebab kemacetan di Kota Surakarta antara lain adalah:

1. Pertambahan volume kendaraan,

2. Pedagang kaki lima berjualan di trotoar

3. Sarana dan prasarana lalu lintas kurang memadai,

4. Parkir liar,

5. Tata kota yang kurang baik,

6. Kendaraan yang tidak tertib lalu lintas.

2.3 Tempat – Tempat yang Rawan Kemacetan

Adapun tempat – tempat yang rawan macet akibat faktor di atas adalah:

1. Palang pintu palur, setiap kali kereta lewat akan muncul kemacetan. Hal ini akibat dari kendaraan dari arah barat (Solo) yang menuju ke Karanganyar atau tawangmangu atau sebaliknya terhalang oleh palang pintu pada saat kereta lewat. Padahal jalur ini padat dengan kendaraan. Jadi pada saat kereta lewat terjadi penumpukan kendaraan yang kadang mengakibatkan kemacetan.

2. Palang pintu KA Jebres di Jalan Urip Sumoharjo, palang pintu ini berdekatan dengan traffict light. Ketika palang pintu menutup dan pada saat itu juga traffict light menunjukan lampu merah, maka di daerah itu akan terjadi penumpukan kendaraan.

3. Di sekitar Pasar Gede, Pasar Klewer,Pasar Legi, Solo Grand Mall, PGS, SS dan pusat perbelanjaan lainya. Tempat – tempat ini biasanya terjadi penumpukan kendaraan karena di tempat perbelanjaan seperti ini banyak orang yang memarkirkan kendaraannya di badan jalan. Hal ini dikarenakan lahan parkir pusat perbelanjaan itu kurang memadai, tidak bisa menampung volume kendaraan. Sehingga kendaraan yang lewat jalan di depan pusat perbelanjaan ini tidak leluasa melewati jalan karena jalan terhalang oleh kendaraan yang terparkir secara liar.

4. Pasar Kartasura, pasar tumpah yang ada di Kota Surakarta. Pasar ini kadang menimbulkan kemacetan, karena sebagian badan jalan digunakan untuk berjualan.

5. Kerten, karena banyak kendaraan umum yang ngetem disana.

6. Di depan sekolah, kampus, kantor. Ketika jam berangkat dan pulang sering terjadi kemacetan karena padatnya kendaraan. Apalagi jika jalannya kecil, keadaan ini bisa memperparah kemacetan.

7. Terminal Tirtonadi, stasiun balapan, stasiun purwosari, dan tempat perpindahan moda lainya. Pada saat liburan atau lebaran penumpang membludak, dan banyak penumpang yang menunggu bus di luar dari wilayah terminal sehingga jalan perlintasannya agak terganggu dan bisa menimbulkan kemacetan.

8. Dan tempat wisata seperti Taman binatang Jurug dan Taman Balaikambang. Saat liburan tiba tak ayal tempat wisata ini dipenuhi oleh wisatawan bai lokal maupun luar kota. Sehingga jalan disekitar taman itu padat dan kemungkinan terjadi kemacetan.

9. Empat jalur utama kota Solo yakni jalan lingkar utara (Sumber-Mojosongo), jalan Achmad Yani, jalan Slamet Riyadi dan jalan Veteran, kondisi arus lalu lintasnya sudah menunjukkan kepadatan walaupun tidak menimbulkan kemacatan permanen.

10. Depan Rumah sakit,seperti depan rumah sakit Moewardi.

11. Dan tempat lainnya.

2.4 Dampak dari Kemacetan

Kemacetan lalu lintas ini memberikan dampak negatif yang cukup besar yang antara lain menyebabkan:

a. Kerugian waktu, karena kecepatan perjalanan yang rendah. Banyak waktu yang terbuang pada saat terjebak macet. Apalagi jika padat merayap yang bisa macet sampai berjam – jam. Hal ini sangat merugikan sekali bagi semua orang termasuk produsen sayur atau buah. Karena barang dagangannya tidak dapat dipasarkan tepat waktu dan jika terlalu lama bisa saja barang produksinya busuk dan produsen mengalami kerugian yang sangat besar. Bagi konsumen kerugian ini juga dirasakan karena tidak dapat memenuhi kebutuhannya.

b. Pemborosan energi, karena pada kecepatan rendah konsumsi bahan bakar lebih tinggi, sehingga pengeluaran untuk membeli bahan bakar lebih banyak.

c. Keausan kendaraan lebih tinggi, karena waktu yang lebih lama untuk jarak yang pendek, radiator tidak berfungsi dengan baik dan penggunaan rem yang lebih tinggi. Apalagi macet ditengah – tengah tanjakan, supir harus pintar – pintar untuk mengendalikan kendaraan agar tidak tergelincir jika tergelincir dapat menimbulka kecelakaan karambol. Yang dapat menimbulkan kerugian materiil bahkan korban jiwa.

d. Meningkatkan polusi udara karena pada kecepatan rendah konsumsi energi lebih tinggi, dan mesin tidak beroperasi pada kondisi yang optimal.

e. Menurunnya kualitas udara perkotaan yang menyebabkan adanya pemanasan kota karena perubahan iklim, penipisan lapisan ozon secara regional, dan menurunnya kualitas kesehatan masyarakat, seperti terjadinya infeksi saluran pencernaan, timbulnya penyakit pernapasan, adanya Pb (timbal) dalam darah, dan menurunnya kualitas air bila terjadi hujan (hujan asam).

f. Penggunaan bahan bakar untuk kendaraan bermotor dapat mengemisikan zat-zat pencemar seperti CO, NOx, SOx, debu, hidrokarbon dan timbal tersebut dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang berbeda tingkatan dan jenisnya, tergantung dari macam, ukuran dan komposisi kimiawinya. Gangguan tersebut terutama terjadi pada fungsi faal dari organ tubuh seperti paru-paru dan pembuluh darah, atau menyebabkan iritasi pada mata dan kulit.

g. Meningkatkan stress pengguna jalan, ketika orang sedang di buru waktu untuk cepat – cepat sampai tujuan pada saat di tengah jalan malah terjebak oleh macet. Maka emosi pengemudi naik dan menjadi stress karena target yang diinginkan tidak tercapai.

h. Mengganggu kelancaran kendaraan darurat seperti ambulans, pemadam kebakaran dalam menjalankan tugasnya.

2.5 Solusi untuk Mengatasi Kemcetan

Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk memecahkan permasalahan kemacetan lalu lintas yang harus dirumuskan dalam suatu rencana yang komprehentip yang biasanya meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

1. Peningkatan Kapasitas Jalan

Salah satu langkah yang penting dalam memecahkan kemacetan adalah dengan meningkatkan kapasitas jalan/parasarana seperti:

a. Memperlebar jalan, menambah lajur lalu lintas sepanjang hal itu memungkinkan,

b. Merubah sirkulasi lalu lintas menjadi jalan satu arah,

c. Mengurangi konflik dipersimpangan melalui pembatasan arus tertentu, biasanya yang paling dominan membatasi arus belok kanan.

2. Meningkatan Penggunaan Kendaraan Umum

Solusi ini dilakukan untuk mengurangi volume kepadatan kendaraan. Namun untuk mengoptimalkan angkutan umum agar efisien dalam penggunaan ruang jalan dan menarik minat penumpang dilakukan beberapa cara antara lain:

a. Pengembangan jaringan pelayanan angkutan umum,

b. Menambah angkutan massal yang nyaman, misalnya Solo Batik Trans.

c. Pengembangan lajur atau jalur khusus kendaraan, misalnya jalur khusus kendaraan roda 2.

d. Pengembangan kereta api kota, misalnya: KA Pramex, yang menghubungkan kota Solo dengan kota Yogya dan sekitarnya,

e. Penyediaan tranportasi publik yang nyaman,aman,dan selamat misalnya bus Damri baru yang menambah fasilitas AC di kendaraannya,

f. Kendaraan umum diharapkan tepat waktu,agar penumpang beralih dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum,

g. Memperbaiki fasilitas transit kendaraan umum, seperti halte,terminal, ataupun stasiun.

3. Pembatasan Kendaraan Pribadi

Langkah ini biasanya tidak populer tetapi bila kemacetan semakin parah harus dilakukan manajemen lalu lintas yang lebih ekstrim sebagai berikut:

a. Pembatasan penggunaan kendaraan pribadi menuju suatu kawasan tertentu. Dengan cara menarik bayaran yang akan masuk kesuatu wilayah tertentu. Misalnya dengan penggunaan Electronic Road Pricing (ERP), ERP berhasil diterapkan di Singapura, London, Stokholm,

b. Pembatasan pemilikan kendaraan pribadi melalui peningkatan biaya pemilikan kendaraan, pajak bahan bakar, pajak kendaraan bermotor, bea masuk yang tinggi,

c. Pembatasan lalu lintas tertentu memasuki kawasan atau jalan tertentu, seperti diterapkan di Jakarta yang dikenal sebagai kawasan 3 in 1 atau contoh lain pembatasan sepeda motor masuk jalan tol, pembatasan mobil pribadi masuk jalur busway.

d. Diterapkanya sistem Parkir progesif, yaitu kebijakan parkir yang menerapkan tarif parkir yang tinggi di kawasan yang akan dibatasi lalu lintasnya.

4. Pengoptimalan Peranan Jalan

Pengoptimalan jalan yang sudah ada dapat dilakukan dengan cara:

a. Penataan pedagang kaki lima yang biasanya berjualan di trotoar. Keadaan ini tak jarang menimbulkan area parkir liar yang dapat menimbulkan kemacetan.

b. Mengurangi area parkir liar. Parkir liar sering menggunakan badan jalan untuk area parkir sehingga jalan yang dialui semakin sempit. Masalah parkir liar ini dapat dilihat di dekat SGM. Jalan yang ada dialih fungsikan menjadi lahan parkir. Dan pada hari libur di tempat itu sering terjadi kemacetan.

c. Membiasakan untuk berlalu lintas dengan baik agar terhidar dari bahaya kecelakaan.


BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kota Surakarta merupakan pertemuan dari tiga jalur utama kota besar dari jalur transportasi Jawa, yaitu jalur ke Yogyakarta, Semarang dan Surabaya. Kota Surakarta ini juga merupakan kota budaya dan perdagangan yang memungkinkan terjadi lalu lintas orang, barang, dan jasa yang cukup besar. Kondisi demikian menyebabkan jalur transportasi Kota Surakarta menjadi jalur yang strategis jika tidak diatur dengan baik maka dapat menimbulkan kemacetan lalu lintas.

kemacetan lalu lintas adalah situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya gerak kendaraan dan orang di Ruang Lalu Lintas jalan yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan sehingga melebihi kapasitas jalan.

Faktor yang menyebabkan kemacetan di Kota Surakarta antara lain:

1. Pertambahan volume kendaraan,

2. Pedagang kaki lima berjualan di trotoar,

3. Sarana dan prasarana lalu lintas kurang memadai,

4. Parkir liar,

5. Tata kota yang kurang baik,

6. Kendaraan yang tidak tertib lalu lintas.

Tempat rawan macet di sekitar Kota Surakarta antara lain:

1. Palang pintu palur

2. Palang pintu KA Jebres

3. Di sekitar Pasar Gede, Pasar Klewer,Pasar Legi, Solo Grand Mall, PGS, SS dan pusat perbelanjaan lainya

4. Pasar Kartasura

5. Kerten

6. Di depan sekolah, kampus, kantor

7. Terminal Tirtonadi, stasiun balapan, stasiun purwosari, dan tempat perpindahan moda lainya.

8. tempat wisata seperti Taman binatang Jurug dan Taman Balaikambang

9. Empat jalur utama kota Solo yakni jalan lingkar utara (Sumber-Mojosongo), jalan Achmad Yani, jalan Slamet Riyadi dan jalan Veteran,

10. Depan rumah sakit, seperti di depan RS Moewardi.

Dampak yang ditimbulkan oleh kemacetan antara lain:

1. Kerugian waktu

2. Pemborosan energi

3. Keausan kendaraan

4. Meningkatkan polusi udara

5. Merusak kesehatan

6. Meningkatkan stress pengguna jalan.

Solusi yang dapat dilakukan untuk mengurangi atau menghindari kemacetan antara lain:

1. Peningkatan Kapasitas Jalan,

2. Meningkatan Penggunaan Kendaraan Umum,

3. Pembatasan Kendaraan Pribadi,

4. Pengoptimalan Peranan Jalan yang Sudah ada.

3.2 Saran

Setelah membahas tentang kemacetan ini diharapkan:

a. Bagi Mahasiswa

b. Bagi Pengguna Jalan

c. Bagi Pemerintah

2 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Info yang bagus,,,,semoga bermanfaat bagi pembaca khususnya saya pribadi. baca juga di http://makalah-kita.blogspot.com/2009/05/pertumbuhan-dan-pembangunan-ekonomi.html

    BalasHapus