Laman

Semangat

Tiada hari tanpa jiwa semangat, Cayooooo!!!

Kamis, 05 April 2012

Kendaraan Pribadi Vs Angkutan Massal

Kendaraan Pribadi Vs Angkutan Massal

Masih ingatkah dengan pertunjukan Opera Van Java (OVJ) di Stadion Sriwedari? Bukan candaan ataupun kekonyolan yang diperagakan oleh para pemain OVJ tetapi kemacetan lalulintas akibat adanya pertunjukan tersebut.  Tingginya animo masyarakat Solo untuk melihat secara langsung artis – artis ibukota ini mengakibatkan kemacetan yang luar biasa di sepanjang Jalan Slamet Riyadi. 
Apa sih kemacetan itu? Menurut Kamus Besar Indonesia, kemacetan adalah keadaan yang tidak lancar ataupun terhenti. Kemacetan timbul akibat beberapa factor salah satunya adalah kendaraan. Jumlah kendaraan yang beroperasi melebihi kapasitas jalan yang tersedia. Menurut survey infodokterku.com  mobil pribadi merupakan konstributor terbesar dalam kemacetan sisanya adalah angkutan umum dan sepeda motor (www.infodokterku.com,2010).
Penggunaan mobil pribadi yang tidak efektif mengakibatkan ruas jalan yang tersedia kian sempit. Mobil – mobil pribadi yang memadati jalan biasanya hanya ditumpangi oleh satu atau dua orang saja. Padahal kapasitas mobil dapat menampung 8 orang. Hal ini menunjukan adanya pemborosan penggunaan ruas jalan. Apalagi dengan sifat konsumtif masyarakat Indonesia dan pertumbuhan industri kendaraan bermotor yang pesat memicu pertambahan kepemilikan kendaraan pribadi sehingga memperparah kemacetan lalulintas di Indonesia.
Peningkatan penggunaan kendaraan pribadi juga meningkatkan konsumsi bahan bakar minyak (BBM). Peningkatan permintaan BBM mengakibatkan adanya kelangkaan bahan bakar. Kelangkaan ini memaksa Indonesia mengimpor BBM dari negara lain. Pengimporan BBM ini  berimbas pada kenaikan harga BBM. Kenaikan harga BBM dirasa berat oleh masayarakat Indonesia karena semua harga bahan pokok akan naik seiring dengan kenaikan BBM. Namun dengan adanya kenaikan BBM ini diharapkan masyarakat pengguna kendaraan pribadi dapat beralih pada angkutan massal.
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 tahun 1993, angkutan umum adalah pemindahan orang atau barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan bermotor yang dipergunakan untuk umum dengan dipungut bayaran. Sedangkan Angkutan massal adalah angkutan umum yang memiliki daya angkut besar, biaya terjangkau oleh masyarakat menengah ke kebawah, serta adanya rute dan jadwal operasionalnya. Contoh angkutan massal di Indonesia adalah kereta api dan bus.
Menurut Warpani(1990) peranan angkutan umum adalah memberikan pelayanan yang baik dan layak bagi penumpang dengan memberikan pelayanan angkutan yang aman, cepat, dan murah. Namun pada kenyataan banyak angkutan massal yang mengabaikan pelayanan tersebut sehingga banyak masyarakat yang tidak berminat untuk menggunakan jasa pelayanan angkutan massal ini. Beberapa alasan masyarakat tidak menggunakan angkutan massal menurut versi Kaskus (2011) dan Zulfadly (2010)  antara lain:  
1.         Masyarakat merasa tidak nyaman. Demi meraup untung banyak, supir angkutan umum masih menaikan penumpang walaupun angkutanya sudah penuh. Keadaan angkutan yang panas mengakibatkan manusia mengeluarkan keringat. Keringat inilah yang menimbulkan ketidaknyamanan indra penciuman manusia apalagi kebanyakan dari angkutan umum tidak ada larangan merokok sehingga banyak penumpang yang seenaknya mengepulkan asap rokok yang menambah ketidaknyamanan penumpang. 
2.         Merasa tidak aman. Banyaknya tindakan kriminal yang terjadi di dalam angkutan umum seperti perampokan, pemerkosaan maupun pembunuhan menimbulkan rasa was – was ketika naik kendaraan umum.  
3.         Merasa takut, Sebagian orang merasa takut untuk naik angkutan umum karena trauma ataupun mendengar pengalaman buruk seseorang ketika menggunakan moda massal. Supir angkutan umum sering ugal – ugalan sehingga membuat deg – degan penumpang yang menggunakan angkutan umum. Biasanya penumpang kapok untuk menggunakan transport umum ini.
4.         Ingin cepat sampai dan tepat waktu. Tujuan orang menggunakan kendaraan adalah untuk  mempersingkat waktu perjalanan. Namun di Indonesia kebanyakan kendaraan umum, seperti bus sering mangkal untuk mendapatkan penumpang dan tidak menghiraukan waktu yang dihabiskan untuk menunngu penumpang. Kendaraan massal masih sering terlambat, seperti kereta Kaligung Express yang dijadwalkan tiba di tujuan jam 1 siang tetapi malah molor sampai jam 3 sore. Hal ini lah yang membuat masyarakat enggan menggunakan moda massal.
5.         Rutenya yang tidak sesuai dengan keinginan. Namanya juga kendaraan umum pasti ada rutenya. Biasanya tempat tujuan tidak dilewati oleh kendaraan umum sehingga orang lebih memilih kendaraan pribadi yang dapat mengantarkan orang sampai ke tempat tujuan mereka.
Setelah mengetahui alasan – alasannya, ada beberapa strategi untuk memaksa pengguna mobil pribadi bermigrasi ke  angkutan umum antara lain sebagai berikut (Handbook mata kuliah Angkutan Masal Teknik Sipil UNS,2012):
1.         Melakukan perbaikan pelayanan angkutan umum melalui peningkatan keandalan, kenyamanan, keselatamatan, keamanan, penurunan ongkos dan waktu perjalanan, sehingga  angkutan umum memiliki ciri ideal, sebagaimana terlihat pada Tabel 1.1.
2.         Melakukan maksimalisasi penggunaan mobil pribadi dengan kebijakan 3 in 1 pada daerah-daerah yang macet,
3.         Melakukan kebijakan tarip parkir berdasar sistem zona dan progresif waktu,
4.         Melakukan rangsangan tarip angkutan umum murah melalui pemberian subsidi BBM, suku cadang, dll.
Strategi di atas diharapkan mampu menarik minat masyarakat untuk menggunakan angkutan massal. Dengan mengoptimalkan penggunaan angkutan massal, Indonesia diharapkan dapat mengurangi masalah polusi dan kemacetan sehingga meningkatkan mobilitas dan ekonomi Indonesia dapat membaik. Dengan membaiknya perekonomian, Indonesia diharapkan menjadi negara yang makmur dan sejahtera sehingga tidak kalah dengan negara maju lainnya seperti Jepang, Singapura, ataupun Belanda.